Nanggulan Kulon Progo

Nanggulan Kulon Progo

Kulon Progo, kabupaten paling barat di DI Yogyakarta kini namanya tengah banyak disorot. Bukan hanya karena adanya bandara baru yang mewah, tapi juga karena punya banyak tempat makan atau sekadar ngopi yang asyik.

Seperti di kawasan Nanggulan-Girimulyo yang berlatarkan hamparan persawahan. Tempat ini nyaris gak pernah sepi wisatawan yang mau dolan sekaligus melepas dahaga.

Nah, ini dia tempat kulineran di Nanggulan yang bisa kamu datangi. Tempatnya dijamin bikin betah, deh!

Kalau kamu cari tempat minum kopi yang hits, coba kunjungi Kopi Ingkar Janji yang selalu ramai pengunjung, terutama saat pagi dan jelang sore hari. Warung ini punya konsep tradisional Jawa yang hangat dengan menggunakan banyak furnitur berbahan kayu. Cocok banget nih dijadikan tujuan makan-makan bareng keluarga!

Buat kamu yang doyan minum kopi, jangan lupa cicipi kopi khasnya, kopi ingkar janji. Namun kalau kamu mau coba minuman lain, ada juga aneka olahan teh sampai jamu yang gak kalah segar. Menariknya, mereka punya menu makan nasi sayur sepuasnya yang bisa dibayar hanya dengan merogoh Rp10.000 aja!

Alamat: Jalan Raya Kaligesing Nomor 17, Tileng, Pendoworejo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, YogyakartaHari dan jam buka: Setiap hari, jam 09.00-21.00Kisaran harga: Mulai dari Rp2.500

Cari tempat nongkrong yang luas? Ada Kedai Kopi Pari di Girimulyo yang gak hanya luas, tapi juga kental dengan suasana pedesaan. Kamu bisa memilih mau duduk di bangku kayu atau lesehan yang tentu saja sama-sama nyamannya. Yang unik di sini, kamu bisa menemukan banyak padi kering diikat di di dinding sebagai hiasan sekaligus ikon.

Kedai Kopi Pari punya menu kopi khas yaitu Kopi Menoreh. Punya rasa sedikit asam dan pahit, kopi ini campuran dari robusta dan arabika, jadi jangan heran kalau rasanya unik. Soal makanan, Kedai Kopi Pari menyediakan makanan khas Kulon Progo yang tentu rasanya enak. Sebut saja seperti geblek dan tempe benguk.

Alamat: Banyunganti, Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, YogyakartaHari dan jam buka: setiap hari, jam 09.00-19.00Kisaran harga: mulai dari Rp5.000

Setelah lelah dengan segala kesibukan dan ingin rehat, paling pas memang datang ke pedesaan dan melihat hamparan sawah sambil makan minum yang enak-enak. Datang ke Kopi Ampirono sepertinya jadi pilihan yang tepat. Terlebih Kopi Ampirono menyediakan outdoor yang langsung menghadap hamparan hijau sawah, dijamin betah berlama-lama.

Soal menu memang gak jauh berbeda dengan tempat ngopi di Nanggulan lainnya, tapi tentunya gak kalah enak harganya sama murah. Minuman yang terpopuler ada Kopi Klotok dan Kopi Arabika Menoreh, tapi kalau kamu mau minum yang lebih segar bisa menjajal Es Telang Kalibiru yang warna cantik. Jangan lupa pesan camilan berupa aneka gorengannya, ya!

Alamat: Jalan Raya Kaligesing, Tileng, Pendoworejo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.Hari dan jam buka: setiap hari, jam 10.00-21.00Kisaran harga: mulai dari Rp3.000

Baca Juga: 5 Rekomendasi Nasi Goreng Sapi yang Buka Malam di Yogyakarta

Kopi Klotok Menoreh

Tempat yang satu ini bisa dibilang paket lengkap, nih. Jadi tempat ngopi bisa, jadi rujukan makan siang bersama teman-teman bisa, disewa untuk gelar pernikahan pun gampang! Namanya Kopi Klotok Menoreh, tempat kulineran yang cukup hits di kalangan pesepeda juga.

Kopi Klotok Menoreh menjual menu makanan yang beragam seperti ayam goreng lengkap dengan nasi dan lalapan, mangut lele, atau sekadar kudapan seperti tempe kemul dan geblek. Mau ngopi aja? Bisa! Mulai dari kopi menoreh santan yang jadi best seller, kopi robusta menoreh, sampai yang segar-segar seperti ice cappuccino.

Alamat: Jalan Raya Kaligesing, Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Hari dan jam buka: Senin sampai Jumat jam 09.00-21.00 dan Sabtu sampai Minggu jam 07.00-21.00

Kisaran Harga: mulai dari Rp3.000

Gak boleh dilewatkan, ada warung Kopi Cantel yang berlokasi di Lereng Bukut Menoreh. Meski berjarak cukup jauh dari pusat kota, semua terbayar dengan suasananya yang menyegarkan dan pemandangan asri yang sulit didapat di perkotaan. Warung kopi yang baru buka di awal tahun 2021 ini sudah ramai karena dilewati jalur menuju Bandara YIA.

Menu istimewanya gak kaleng-kaleng, ada rica-rica bebek yang kaya rasa rempah, atau kalau mau sekadar mengudap, ada banyak menu yang disediakan berbahan dasar singkong dan pisang. Ditemani segelas wedang uwuh atau es kopi gula aren, acara kumpul dengan orang tersayang pasti kian meriah.

Alamat: Jalan Sermo - Girimulyo, Gunungkelir, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, YogyakartaHari dan jam buka: setiap hari, jam 15.00 sampai 22.00Kisaran harga: mulai dari Rp4.000

Kopi Sulingan mungkin masih asing di telinga. Namun tempat ini justru menawarkan pengalaman minum kopi yang berbeda. Tempat ngopi yang sederhana dan gak jauh dari permukiman ternyata juga jadi tempat konservasi burung, jadi jangan kaget kalau saat minum kopi, suara burung yang merdu terdengar jelas bersahutan.

Kopi di sini dibuat sendiri, jadi rasanya tentu segar. Soal menu kopi tentu saja sangat beragam, mulai dari tubruk, espresso, americano, kopi susu, dan es kopi susu. Mereka juga menyediakan kopi yang sudah di-packing aman supaya bisa jadi oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Praktis ‘kan?

Alamat: Jalan Sermo - Girimulyo, Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, YogyakartaHari dan jam buka: Selasa sampai Minggu, jam 10.00-20.00Kisaran harga: mulai dari Rp7.000

Ini dia, tempat makan sekaligus menyajikan wahana wisata yang ramah keluarga, Omah Cantrik. Berbagai aktivitas menyenangkan bisa dilakukan di sana, mulai dari susur sungai naik VW, foto-foto di spot yang instagramable, atau makan-makan sambil berbincang santai pun gak masalah.

Bicara menu makanannya, mereka menyediakan aneka masakan rumahan sampai masakan Jawa seperti bakmi rebus atau goreng, mie lethek, dan olahan bebek yang tentu rasanya nikmat. Camilan layaknya tape bakar, bakwan, atau makanan yang hanya ditemukan di Kulon Progo, dawet sambal, juga ada!

Alamat: Jalan Turus, RT.13/RW.05, Tj. Gn., Tanjungharjo, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta

Hari dan jam buka: setiap hari, jam 10.00-19.00

Kisaran harga: mulai dari Rp2.000

Bagaimana, jadi makin gak sabar buat segera ambil cuti 'kan? Apalagi sudah lama gak istirahat dari rutinitas. Sabar, ya, sebentar lagi lalu bisa jalan-jalan dan puas makan di Nanggulan!

Baca Juga: 6 Rekomendasi Restoran Vegetarian di Yogyakarta, Enak dan Sehat

Yogyakarta, Asatunet.com - Yogyakarta yang lebih dikenal sebagai Jogja selalu menjadi tujuan favorit para pelancong. Kota ini tidak hanya terkenal karena kekayaan budaya dan sejarahnya, tetapi juga menawarkan berbagai destinasi wisata alam dan kuliner yang menggugah selera.

Salah satu kawasan yang kini mulai menarik perhatian ialah Nanggulan di Kulon Progo. Nanggulan terkenal dengan wisata kulinernya yang beragam dan menggoda lidah, menjadikannya tujuan wajib bagi para pecinta makanan.

1. Gubuk Iwak Kalen Banyu BeningGubuk Iwak Kalen Banyu Bening menawarkan pengalaman bersantap dengan suasana khas pedesaan dan menyajikan kuliner berbahan dasar ikan. Salah satu menu andalannya adalah wader goreng dan ikan kutuk yang diolah dengan resep tradisional. Selain itu, pengunjung dapat menikmati berbagai olahan ikan lainnya dengan harga terjangkau, mulai dari Rp10.000 per porsi.

Selain kelezatan makanannya, tempat ini juga menawarkan pemandangan perbukitan yang masih alami, menambah kenikmatan saat bersantap. Tempat ini sangat cocok bagi mereka yang ingin menikmati kuliner otentik sambil menikmati keindahan alam.

Alamat: Pamonosutan, Kembang, Kec. Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55671.

2. Geblek PariDidirikan pada tahun 2017, Geblek Pari telah menjadi salah satu ikon kuliner di Nanggulan. Tempat ini menawarkan pemandangan perbukitan dan hamparan sawah yang hijau, menciptakan suasana yang tenang dan nyaman. Menu yang disajikan di Geblek Pari kebanyakan adalah masakan rumahan khas Jogja, termasuk geblek, makanan ringan berbahan dasar singkong yang menjadi favorit pengunjung.

Harga makanan di Geblek Pari sangat ramah di kantong, dimulai dari Rp10.000 saja. Tempat ini cocok untuk keluarga maupun individu yang ingin menikmati hidangan tradisional dalam suasana pedesaan yang asri.

Alamat: Pronosutan, Kembang, Kec. Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55671.

3. Mahaloka ParadiseMahaloka Paradise menawarkan konsep wisata kuliner yang unik dan instagramable. Tempat ini menggabungkan pengalaman kuliner dengan estetika visual yang memanjakan mata. Pengunjung dapat menikmati berbagai menu makanan sambil bersantai di area yang dirancang dengan konsep modern dan artistik.

Tidak hanya makanannya yang menggugah selera, Mahaloka Paradise juga menawarkan pemandangan indah yang dapat dinikmati sambil bersantap. Tempat ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman kuliner yang berbeda dan berkesan.

Alamat: Pronosutan, Kembang, Kec. Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55671.

Bantu kami dengan membagikan berita ini melalui :

Regency in Yogyakarta, Indonesia

Kulon Progo Regency (Javanese: ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ꦥꦿꦒ, romanized: Kulon Praga, Javanese pronunciation: [ˈkulɔn ˈprɔɡɔ], Indonesian pronunciation: [ˈkulɔn pəˈroɡo]) is one of the four regencies within the Yogyakarta Special Region, Indonesia. It is located on the island of Java, with a coastline on the south of that island. The regency's name stems from the fact that it is situated to the west (in Javanese "kulon") of the Progo River. The capital is Wates. The greatest part of the population of the regency work as farmers. Kulon Progo Regency is surrounded by the Menoreh Hills. The area of the regency is 586.28 km2, and the population was 388,755 at the 2010 census[2] and 436,395 at the 2020 census;[3] the official estimate as at mid 2023 was 443,053 - comprising 219,451 males and 223,602 females.[1]

In 1674, Keraton Mataram, Yogyakarta was attacked by Trunojoyo who received assistance from Macassar, resulting in damage to the palace; the king Amangkurat I had to flee and asked the Netherlands for help, till he died in Tegal during flight.

To anticipate attacks from Trunojoyo's followers, in 1677 the palace of Mataram led by Amangkurat II as the crown prince of Amangkurat I asked for the regent Ponorogo to obtain the palace protection by bala Warok famous skilled in war and asked for help from the Dutch colonial to capture Trunojoyo. After Mataram palace was guarded by Warok of Ponorogo, Tronojoyo had difficulties to penetrate the palace and was arrested and finally sentenced to death in 1679.

The Warok who managed to protect the palace got the prize a place to stay in the west of Mataram palace to facilitate the palace defence in case of an attack against the palace. The place was named Kulon Ponorogo and is now known as Kulon Progo which means Keraton Mataram western Ponorogo.

The area which currently includes the regency of Kulon Progo was - until the end of Dutch colonial rule - the territory of two regencies, namely the former Kulon Progo (which was a regency of the Ngayogyakarta Sultanate) and Adikarto (which was a regency of the Pakualaman Duchy). Both regencies were merged into Kulon Progo administration on 15 October 1951.

Yogyakarta International Airport

The central Indonesian government has indicated that a new airport for the Yogyakarta Special Region will be located in the Kulon Progo Regency. The plan is to build an airport with a 3,250 metre runway with 45 meters width and dual linear terminals to serve as an international gateway. The initial plan is to provide facilities to serve up to 10 million passengers per year for 28 aircraft together. Later expansions might accommodate up to 20 million passengers per year in phase-3. Around 637 hectares of land is being set aside for the project. Of this, 40% is classified as "Paku Alam (Sultan)" land while the rest belongs to local communities. The location is in Temon District between Congot Beach and Glagah Beach (which covers Palihan village, Sindutan village, Jangkaran village and Glagah village). In August 2013, 75 percent of land has been occupied.[5][6]

An airport train has been planned to serve Yogyakarta and the airport. The rail use existing rail plus 4 kilometers new rail from Kedundang Station to Temon Airport. Due to new rail is only short, so the train hopefully will be ready when the airport is ready to operate.[7]

Local residents of the Kulon Regency have been resisting the plans for the new airport. They claim there are several environmental issues with the proposed site as well as issues of safety, due to the area being at high risk for tsunamis and other natural disasters. There is also concern that the local residents who currently make their living by farming the area would be displaced.[8]

Kulon Progo (Indonesia)

Kulonprogo[a] (bahasa Jawa: ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ꦥꦿꦒ, translit. Kulonpraga) adalah sebuah kabupaten di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kapanewon Wates.[6] Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo diambil dari kalimat Kulone Kali Progo yang berarti sebelah barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat). Kali Progo membatasi kabupaten ini di sebelah Timur.[6] Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Kulon Progo sebanyak 444.516 jiwa.[1]

Kulon Progo terdiri atas 12 kapanewon, yang dibagi lagi atas 87 kalurahan dan satu kelurahan, serta 930 Pedukuhan (sebelum otonomi daerah dinamakan Dusun). Ibu kota di Kapanewon Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari Kota Yogyakarta, di jalur utama lintas selatan (Surabaya–Yogyakarta–Bandung) serta lintas tengah Pulau Jawa (Jakarta–Purwokerto–Surabaya). Kapanewon Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan dan tengah Jawa. Kulon Progo menggunakan kodepos 55611 (lama) dan 55600/55651 (baru).

Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan (Bukit Menoreh), dengan puncaknya puncak Suroloyo (1019 m), di perbatasan dengan Kabupaten Magelang. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Pantai yang ada di Kulon Progo adalah Pantai Congot, Pantai Glagah Indah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km dari pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik.

Di tahun 1671 dalam Babad Mataram disebutkan Keraton Mataram diserang Trunojoyo dari Madura. Amangkurat I, Raja Mataram meninggal di Tegal, Jawa Tengah. Penerusnya, yaitu Amangkurat II kemudian meminta bantuan kepada Belanda dan Adipati Ponorogo untuk merebut kembali takhta Mataram dari Trunojoyo.

Adipati Ponorogo mengirim pasukan yang terdiri dari pendekar Warok, dan berkat bantuan ini, Ibukota Kerajaan Mataram di Plered, Bantul berhasil direbut kembali. Cikat kaya kilat, kesit kadya thatit, itulah ciri khas Pasukan Warok. Totalitas dan semangat labuh paramarta menjadikan Mataram eksis kembali di tanah Jawa. Sejak saat itu, Pasukan Warok Ponorogo dipertahankan untuk menjaga Istana Mataram.

Para Warok yang berhasil menjaga kraton dari berbagai serangan mendapat hadiah tanah perdikan di sebelah barat kraton, dengan tujuan memudahkan penjagaan kraton ketika diterpa serangan.Tanah perdikan tersebut diberi nama Kulon Ponorogo, yang saat ini dikenal sebagai salah satu kabupaten di DIY, yaitu Kabupaten Kulon Progo yang berati Keraton Mataram sebelah Barat Ponorogo.[1] Diarsipkan 2022-03-11 di Wayback Machine.[7]

Daerah yang saat ini termasuk wilayah Kabupaten Kulon Progo hingga berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda merupakan wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarto yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman. Kedua kabupaten ini digabung administrasinya menjadi Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober 1951.

Sebelum Perang Diponegoro di daerah Negaragung, termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan terbentuk empat kabupaten yaitu:

Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh seorang tumenggung. Menurut buku Prodjo Kejawen pada tahun 1912, Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibu kota di Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.

Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua kawedanan dengan delapan kapanewon, sedangkan ibu kotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih yang meliputi Kapanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/Sermo. Kawedanan Nanggulan meliputi Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.

Berikut adalah daftar Bupati Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai berikut:

Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang bernama Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarto. Menurut buku Vorstenlanden disebutkan bahwa pada tahun 1813, Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Kali Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibu kota Brosot.

Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Riya Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribu kota di Bendungan. Kemudian pada tahun 1903 bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan Panjatan.[8]

Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:

Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.

Pada tahun 1951, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto. Atas dasar kesepakatan kedua penguasa tersebut, selanjutnya dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tanganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 1951 proses administrasi penggabungan telah selesai dan pada tanggal 1 Januari 1952, administrasi pemerintahan baru, mulai dilaksanakan dengan pusat pemerintahan di Wates.

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo dalam empat periode terakhir.

Kabupaten Kulon Progo memiliki 12 kapanewon, 1 Kelurahan, dan 87 kalurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 445.655 jiwa yang tersebar di wilayah seluas 586,28 km² dengan tingkat kepadatan penduduk 760 jiwa/km².[11][12]

Daftar kapanewon dan kalurahan/kelurahan di Kabupaten Kulon Progo, adalah sebagai berikut:

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/berita/berita172-img798112_table.jpg Diarsipkan 2015-10-04 di Wayback Machine.

Kabupaten Kulon Progo memiliki beberapa simbol khas yang menjadi Identitas daerah, di antaranya:

Makanan rakyat yang populer dan biasa dikonsumsi oleh warga Kabupaten Kulon Progo, khususnya oleh penduduk lokal yang sering disebut Jajan pasar, di antaranya:[16]

Menurut Badan Bahasa, bahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Kabupaten Kulon Progo.[17] Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Kabupaten Kulon Progo.[18] Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Kulon Progo adalah bahasa Indonesia.

Kabupaten Kulon Progo relatif mudah dijangkau dengan menempuh jalur darat dari arah barat, timur maupun utara karena letaknya yang berada ditengah Pulau Jawa. Tersedia sebuah stasiun dan terminal yang terletak di ibukota Kabupaten, yaitu Stasiun Wates dan Terminal Wates. Hal ini dikarenakan Kabupaten Kulon Progo dilintasi jalan utama lintas selatan dan tengah Jawa yang menghubungkan Kota Bandung dengan Surabaya beserta Jakarta dengan Surabaya melalui Purwokerto dan juga dilintasi jalur kereta pulau Jawa lintas selatan dan tengah. Direncanakan setelah pembangunan bandara baru nantinya stasiun dan terminal baru akan diintegrasikan dengan bandara tersebut. Angkutan umum jumlahnya terbatas selain karena biaya operasional yang meningkat, mayoritas masyarakat beralih ke kendaraan pribadi seperti motor, mobil atau sepeda. Dokar sudah sangat sulit ditemui, namun becak masih bertahan.

Bandar Udara Internasional Yogyakarta untuk Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlokasi di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo. Sebuah bandara dengan landasan pacu 3,600 meter yang berfungsi sebagai pintu gerbang transportasi udara di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencana awal adalah untuk menyediakan fasilitas untuk melayani hingga 10 juta penumpang per tahun. Kemudian ekspansi mungkin menampung hingga 20 juta penumpang per tahun dalam fase–3 . Sekitar 637 hektare lahan sedang disisihkan untuk proyek tersebut. Dari jumlah ini, 40 % diklasifikasikan sebagai tanah "Paku Alam (Sultan)" sedangkan sisanya milik masyarakat setempat. Lokasi yang diusulkan berada di Kecamatan Temon antara Pantai Congot dan Pantai Glagah (yang meliputi Desa Palihan, Desa Sindutan, Desa Jangkaran dan Desa Glagah).[19]

Selain bandara, pelabuhan baru juga direncanakan untuk dibangun dalam waktu dekat. Akan tetapi pelabuhan ini merupakan pelabuhan ikan. Disebutkan pelabuhan yang rencananya akan dibangun di pesisir Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulonprogo ini akan diberi nama Pelabuhan Tanjung Adikarta. Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Cicip Sutardjo menegaskan pemerintah pusat menargetkan Pelabuhan Tanjung Adikarta beroperasi awal tahun 2014. Diperkirakan Pelabuhan Tanjung Adikarta akan menampung sekitar 400 unit kapal.[20]

Persikup (Persatuan Sepak bola Kulonprogo), tim sepak bola Kabupaten Kulon Progo, berjuluk Pendekar Bukit Menoreh, bermarkas di Stadion Cangkring berkapasitas 7 ribu penonton. Kini berlaga di Divisi III Liga Indonesia wilayah Yogyakarta.

Kabupaten Kulon Progo juga menawarkan wisata alam seperti kebun teh, air terjun, dan pantai. Berikut daftar tempat wisata di Kabupaten Kulon Progo:ada sejarah lingga yoni tepat diatas sendang clereng( tampak yoni ,lingga hilang). Berikut ini daftar wisata kulon progo:

Dalam rangka menciptakan kawasan industri yang ramah lingkungan dan bebas polusi, maka dikembangkan kawasan industri di Sentolo, Kabupaten Kulonprogo yang rencananya adalah sbb:

Pengembangan kawasan Industri Sentolo ditujukan untuk berbagai industri tersebut seluas lebih dari 1.400 hektare. Lokasi tersebut berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Bantul. Wilayah Sentolo merupakan wilayah aglomerasi karena posisi Sentolo yang berada di wilayah perbatasan sehingga memiliki peluang menagkap dampak pengmbangan perkotaan di wilayah Sleman dan Bantul. Sebagai wilayah aglomerasi, sentolo berpeluang untuk pengembangan industri pemukiman dan perdagangan. Lokasi Sentolo berada di Jalur jalan nasional, provinsi dan jalan poros desa,serta cukup dekat dengan stasiun kereta api. Jarak antara wilayah Sentolo dengan kota wates sekitar 8 km, jarak menuju pusat kota Yogyakarta (Malioboro) sekitar 16 km, dan 17 km ke calon bandara internasional. Prasarana pendukung yang telah tersedia adalah listrik dan air. Saat ini telah tersedia kawasan siap bangun seluas 140,8 ha.

Kawasan industri Sentolo menjadi kawasan strategis untuk investasi dan yang seharusnya diminati oleh investor, pertama, karena Kulon Progo menjadi salah satu Kabupaten yang diberikan kawasan industri untuk DIY dan Jawa Tengah. Kawasan ini masih ‘terbuka’ untuk calon investor baru. Kedua, Sentolo ke depan akan menjadi ‘segitiga emas’ yang menghubungkan Sentolo, Borobudur (Jawa Tengah) dan Malioboro. Ketiga, Sentolo sangat dekat (25 menit) ke calon bandara internasional dan 25 menit dari Malioboro sebagai pusat bisnis di Yogyakarta. Keempat, Sentolo akan menjadi sentra kerajinan di DIY dan akan menjadi seperti Tanggulangin Surabaya

Kulon Progo memiliki salah satu hal yang membuatnya menjadi lebih terkenal, yaitu Batik. Batik yang menjadi ciri khas batik khulon progo dinamakan batik "Geblek Renteng"."Geblek" adalah makanan khas kulon progo, sedangkan "Renteng" adalah bahasa jawa dari berjejer. Pertumbuhan Industri batik di Kulon Progo terus meningkat, salah satunya adalah batik sekartniti, batik farras, sinar abadi batik. sebagai contoh, Batik SekarNiti merupakan salah satu home-industri yang berada di Kulon Progo yang mana ikut serta dalam melestarikan budaya Batik di Kulon Progo. Home-industri yang letaknya di Kecamatan Nanggulan ini ikut serta dalam mengembangkan budaya batik tanpa menghilangkan 'pakem' atau keaslian dari batik.

Beberapa waktu yang lalu kami dengan rombongan ASITA mengunjungi Segajih Live-in di Desa Hargotirto,...

Kulon Progo tidak hanya dikenal dengan wisatanya yang beraneka ragam dan menawan, tapi juga dikenal ...

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan.

Klasifikasi kebakaran

Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis benda / bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media pemadaman yang akan digunakan untuk melaksanakan pemadaman. Klasifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar yang terbakardan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu :

Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar biasa, misalnya : kertas, kayu, maupun plastic. Cara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan, serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran

Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan combustible dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari sengatan listrik

Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium, alumunium,magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini.

1.      Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran

2.      Kelalaian manusia/human eror (intalasi listrik tidak standar, lupa mematikan kompor saat pergi, membuang puntung rokok sembarangan, dll)

3.      Kesengajaan (pembakaran hutan untuk membuka lahan, membakar sampah sembarangan, dll)

4.      Alam (kebakaran hutan akibat gesekan antar batang, sambaran petir, gunung api meletus, dll)

1.      KORSLETING LISTRIK, (70% Kebakaran pemukiman)

2.      KEBOCORAN TABUNG/KOMPOR GAS

3.      PUNTUNG ROKOK,

Teknik Pemadaman Kebakaran

Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dalam proses nyala api , beberapa cara memadamkan api yaitu :

A.    Pendinginan (cooling)

Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah dengan cara pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu bahan yang efektif terbaik menyerap panas adalah Air. Pendinginan permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan yang mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang dipakai untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash point di bawah 100 oC atau 37 oC.

B.      Penyalimutan (smothering)

Pendinginan dengan menggunakan oksigen (smothering), dengan membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api akan dapat padam. Pemadaman kebakaran dengan cara ini dapat lebih cepat apabila uap yang terbentuk dapat terkumpul di dalam daerah yang terbakar, dan proses penyerapan panas oleh uap akan berakhir apabila uap tersebut mulai mengembun, dimana dalam proses pengembunan ini akan dilepasnya sejumlah panas.

C.     Mengurangi/memisahkan benda yang belum terbakar dengan cara diurai (starvation)

o  Menjauhkan benda yang belum terbakar

o  Menutup kran aliran minyak/gas yang terbakar

o  Merobohkan salah satu bangunan guna melindungi bangunan yang jumlahnya lebih banyak dan belum terbakar

Jenis Media Pemadaman Kebakaran

Penanggulangan Kebakaran, adalah Dalam mengenal berbagai jenis media pemadam kebakaran dimaksudkan agar dapat menentukan jenis media yang tepat, sehingga dapat memadamkan kebakaran secara efektif, efisien, dan aman. Dari bentuk fisiknya media pemadam kebakaran ada 5 jenis yaitu :

1. Air Air digunakan sebagai media pemadam kebakaran yang cocok atau tepat untuk memadamkan kebakaran bahan padat (klas A) karena dapat menembus sampai bagian dalam. Bahan pada yang cocok dipadamkan dengan menggunakan air adalah seperti : Kayu,  Arang, Kertas,  Tekstil, Plastik dan sejenisnya. 2. Busa

Jenis media pamadam kebakaran, busa adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk memadamkan api. Ada 2 (dua) macam busa yang berfungsi untuk memadamkan kebakaran yaitu busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang mengandung zat arang dan carbon dioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuaran zat arang dengan udara. Busa dapat memadamkan kebakaran melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu :

-          Menutupi yaitu membuat selimut busa diatas bahan yang terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.

-          Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar.

-          Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar sehingga suhunya menurun.

3. Serbuk kimia kering

Daya pemadam dari serbuk kimia kering ini bergantung pada jumlah serbuk yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus butir – butir serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat ditutupi.

Adapun butiran bahan kimia kering yang sering digunakan adalah Ammonium hydro phospat yang cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran klas A, B dan C. Cara kerja serbuk kimia kering ini adalah secara fisik dan kimia.

4. Carbon dioksida (CO)

Media pemadam api CO2 didalam tabung harus dalam keadaan fase cair bertekanan tinggi. Prinsip kerja gas CO2 dalam memadamkan api ialah reaksi dengan oxygen (O2) sehingga konsentarsi didalam udara berkurang, sehingga api akan padam hal ini disebut pemadaman dengan cara menutup. Namun CO2 juga mempunyai kelemahan ialah bahwa media pemadam tersebut tidak dapat dicegah terjadinya kebakaran kembali setelah api padam (reignitasi). Hal ini disebabkan CO2 tersebut tidak dapat mengikat oxygen (O2) secara terus menerus tetapi hanya mengikat O2 sebanding dengan jumlah CO2 yang tersedia sedang supply oxygen disekitar tempat kebakaran terus berlangsung.

Pada saat terjadi kebakaran apabila digunakan halon untuk memadamkan api maka seluruh penghuni harus meninggalkan ruangan kecuali bagi yang sudah mengetahui betul cara penggunaannya. Jika gas halon terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar 485 oC maka akan mengalami penguraian, dan zat – zat yang dihasilkan akan mengikat unsur hydrogen dan oxygen. Jika penguraian tersebut terjadi dapat menghasilkan beberapa unsur baru dan zat baru tersebut beracun dan cukup membahayakan terhadap manusia.

Sebagai langkah persiapan, yang harus dilakukan adalah : • Membuat rencana penyelamatan dan komunikasi bagi keluarga untuk menghadapi resiko terjadinya kebakaran • Buatlah skema jalur evakuasi di rumah, sekolah, kantor, atau bangunan lainnya apabila kebakaran terjadi tiba-tiba • Hindarkan peralatan dan bahan yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak • Periksa kondisi tungku masak (kompor minyak atau kompor gas, selang, tabung, dll). Segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor. • PERHATIKAN INSTALANSI LISTRIK. Periksa secara berkala instalasi listrikdi rumah Anda. Apabila terdapat kabel, sambungan atau stop kontak yang rusak, segera perbaiki atau ganti. • Simpanlah barang-barang yang mudah terbakar secara hati-hati • Pada saat lampu padam, jangan letakkan lilin dekat bahan yang mudah terbakar (kasur, kain, kayu) • Hindari penggunaan peralatan listrik melebihi beban kapaitas meter listrik. Pemasangan instalasi listrik dengan terlalu banyak sambungan (memakai isolasi) akan mudah memuai dan merupakan penyebab utama kebakaran kelas C

Apabila kebakaran terjadi, hal-hal yang harus dilakukan adalah : • Apabila Anda mendengarkan alarm kebakaran, segera keluar dari bangunan melalui jalur evakuasi yang aman • Apabila pakaian Anda terbakar, segera berhenti dan berguling-gulinglah hingga padam. Lindungi muka dengan tangan. • Dahulukan keselamatan jiwa Anda sebelum menolong orang lain yang terjebak dalam kebakaran • Segera telepon pemadam kebakaran dan bantu padamkan api dengan cara yang aman

Hal hal yang harus Anda lakukan setelah kebakaran berakhir adalah • Setelah api seluruhnya padam, jangan langsung masuk ke dalam bangunan. Waspada terhadap kerusakan bangunan akibat kebakaran, cek kekuatan bangunan. • Inventaris barang-barang dan dokumen penting dalam rumah anda sebelum memilah mana yangakan dibuang. • Bersihkan sisa abu dan runtuhan dengan menggunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari hirupan debu..

Adapun kebakaran hutan di Indonesia merupakan kedua yang tersebar di Asia Tenggara. Kawasan hutan hujan tropis memiliki titik-titik panas yang berpotensi memicu kebakaran hutan secara luas. selain faktor cuaca, kebakaran hutan juga disebabkan oleh pembakaran hutan oleh peladang.

BANTU KAMPANYE PENYELAMATAN HUTAN INDONESIA agar hutan kita tetap lestari.

Penyebab terjadinya kebakaran hutan : • Membersihkan lahan hutan dengan membakar (slash and burn) • Membiarkan api yang tidak terawasi, seperti misalnya puntung rokok yang dibuang sembarangan atau api unggun yang ditinggalkan saat masih menyala.

Jika terjadi kebakaran hutan, segeralah : • Menghubungi pemadam kebakaran • Memperingatkan kepada warga yang lain untuk menyelamatkan diri • Membantu usaha memadamkan api dengan peralatan yang ada

Resiko korban dan kerugian akibat kebakaran dapat diperkecil dengan ; • Membersihkan lahan untuk ladang tanpa menggunakan api • Jika terpaksa menggunakan api untuk membersihkan lahan, harus dikendalikan dan diawasi

Administrative districts

Kulon Progo Regency is divided into twelve districts (kapanewon), listed below with their areas and their populations at the 2010 census[2] and the 2020 census,[3] together with the official estimates as at mid 2023.[1] The table also includes the locations of the district administrative centres, the number of administrative villages (classed as kalurahan) in each district, and its post code.

Some local development efforts, carried on with the support of local cooperatives, work towards reafforestation activities. Trees being planted in the regency for both commercial and social reasons include Jati (Teak or Tecnona grandis), Mahogany (Swietenia mahagoni), Albasia (Albizia), and sono keliling (Blackwood or Rosewoon, Dalbergia latifolia).[4]